Senin, 27 Juli 2015

Makalah Pengolahan air bersih , Pendistribusian kepada masyarakat dan Kualitas pelayanan, PDAM Tirta Wampu Kabupaten Langkat Juli 2015.



BAB I
PENDAHULUAN

1.1               LATAR BELAKANG MASALAH

Perusahaan  Daerah  Air  Minum  (PDAM)  Tirta Wampu Kabupaten Langkat   adalah  sebuah perusahaan  yang  mengelola  dan  mensupplay kebutuhan air  bersih  untuk  wilayah Kabupaten Langkat.  Dalam  rangka  memenuhi  kebutuhan  air  bersih  tersebut,  PDAM Tirta Wampu Kabupaten Langkat terus melakukan perbaikan pelayanan dengan meningkatkan kualitas air yang dikirim, menambah jumlah kapasitas produksi dengan membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA),  juga melalui perbaikan - perbaikan sistem jaringan distribusi yang  lebih penting lagi adalah menjaga kualitas dan kuantitas air yang didisrtribusikan. Air  yang didistribusikan  PDAM Tirta Wampu Kabupaten Langkat berasal dari beberapa sumber mata air, instalasi pengolahan air (IPA) dan sejumlah sumur dalam yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Langkat.  Dengan  Pengolahan air bersih melalui sumber-sumber  tersebut  PDAM Tirta Wampu Kabupaten Langkat  berharap dapat mendistribisikan air bersih secara merata dan seimbang diseluruh  lokasi  jaringan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Air bersih dari sumber-sumber tersebut ada yang langsung didistribusikan kepada pelanggan dan  ada  pula  yang  ditampung  kedalam  reservoir-reservoir sebagai  pusat penampungan  air sementara untuk  menjaga  air  yang  didistribusikan  agar  tetap  berada pada tekanan tertentu.dan normal.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  PDAM  Tirta Wampu Kabupaten Langkat  memiliki  Kapasitas produksi yang dimiliki PDAM Tirta Wampu, Kabupaten Langkat adalah sekitar 208,5 liter per detik yang tersebar di 13 daerah pelayanan Kabupaten Langkat,  PDAM  Tirta Wampu Kabupaten Langkat  belum mampu  melayani  kebutuhan  air  masyarakat  Kabupaten Langkat     dan hanya baru 15.310 sam­bu­ngan rumah penduduk seluruh  Kabupaten  Langkat. Cakupan pelayanan yang rendah tersebut akan semakin menurun lagi bila PDAM Tirta Wampu tidak melakukan penambahan kapasitas produksi atau melakukan  optimalisasi   jaringan  distribusi  yang  sudah  ada,  karena  disatu  sisi kebutuhan  air bersih untuk masyarakat  Kabupaten  Langkat  terus  mengalami  peningkatan sesuai dengan kemajuan dan perkembangan pembangunan di Kabupaten Langkat.
Maka dari itu, dalam rangka pengembangan ke depan,  PDAM  Tirta Wampu  akan berupaya  meningkatkan  cakupan  pelayanannya baik  melalui  program  mendesak,  program  jangka  menengah  maupun  program jangka panjang. Selain  kondisi  cakupan  pelayanan  yang  masih  rendah, ditemukan juga permasalahan-permasalahan  lain  seperti  besarnya  tingkat  kebocoran  dan pendistribusian air  yang  tidak merata. Dengan  adanya distribusi  air  yang  tidak merata  ini  maka  sering  terjadi kawasan-kawasan tertentu  yang  mengalami kekurangan air. Terutama  dalam  hal  optimalisasi jaringan distribusi yang telah ada, terlebih dahulu harus diketahui kondisi sistem  distribusiyang ada saat ini,baik itu berupa besarnya aliran pada masing-masing  pipa, head (energi  persatuan  berat  air)  pada  setiap  titik, headloss (kehilangan energi)  air  selama  melewati  pipa, dan  juga  besarnya  tekanan  air  pada tiap  titik  pada pipa. Dengan diketahuinya nilai-nilai parameter jaringan distribusi tersebut maka  diharapkan  kegiatan  optimasi  jaringan  distribusi  akan  lebih  efektif  karena bisa menyesuaikan nilai-nilai parameter tersebut pada suatu lokasi dengan standar yang dibutuhkan. Dengan  adanya  perencanaan  optimasi  jaringan distribusi  yang tepat diharapkan  akan  dapat meningkatkan  pelayanan PDAM  Tirta Wampu.  Dengan perencanaan  ini  diharapkan  terjadi  keseimbangan  antara  kemampuan supply dengan demand yang tersebar di seluruh jaringan.
Perancangan sistem informasi merupakan bagian yang penting pada pengelolaan air  di perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta Wampu terutama dalam bidang pencatatan meter. Hal  ini  dikarenakan  agar  pengelolaan  biaya  pemakaian  air  oleh  pelanggan  sesuai dengan beban banyaknya air yang dipakai oleh pelanggan tersebut.Pada PDAM Tirta Wampu dalam proses pencatatan meter, perusahaan  masih mempunyai beberapa kendala. Proses pencataan meter yang dilakukan oleh petugas  PDAM  masih  manual  yaitu  menggunakan  buku  besar,  sehingga  mengakibatkan proses pencatatan meter membutuhkan waktu yang lama. Dalam Kenyataan seperti diatas maka dibutuhkan kerjasama antara petugas dengan pelanggan  untuk  dapat  menyajikan  informasi  yang  cepat  dan  akurat.  Salah  satu  bentuk  kerjasamanya  adalah  dengan  memanfaatkan  teknologi  seluler  untuk  membangun  sistem  informasi pencatatan meter berbasis android. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai salah satu lembaga publik dalam pelayaan penyediaan air bersih (minum) dituntut tingkat kualitas pelayanannya melalui peningkatan kinerja operasional para pegawai.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Wampu, Kabupaten Langkat saat ini beroperasi dalam kondisi yang kurang sehat, baik dalam aspek teknis maunpun non-teknis. Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan publiknya, sebagai gambaran atau operasional pelayanan pada Perusahaan  Daerah Air Minum Kabupaten Langkat, terindikasi masih rendahnya kualitas pelayanan perusahaan ini, yakni dalam kemampuan perusahaan menyalurkan air bersih (minum) atas kebutuhan pelanggan (masyarakat) yang semakin meningkat. Penyaluran air yang terkadang jorok atau keruh, serta seringnya air tidak keluar di daerah tertentu. Menyebabkan pelayanan yang diberikan belum sepenuhnya maksimal memuaskan masyarakat.


1.2              RUMUSAN MASALAH

1.      Apa yang disebut dengan Air Bersih ?
2.      Bagaimana karaktristik air?
3.      Bagaimana cara mengolah air?
4.      Bagaimana cara Pendistribusian ?
5.      Bagaimana cara Kualitas pelayanan, PDAM Tirta Wampu ?

1.3              TUJUAN PENULISAN
Melalui makalah ini diharapkan pembaca mengetahui tentang:
1.      Pengertian air, macam-macam air dan karakteristik air.
2.      Membedakan antara air bersih dan air kotor.
3.      Cara mengolah air kotor menjadi air bersih.
4.      Cara mengolah air bersih menjadi air minum.
5.      Bagaimana cara Pendistribusian ?
6.      Bagaimana cara Kualitas pelayanan, PDAM Tirta Wampu ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1                 PENGERTIAN AIR BERSIH

 Air Bersih  adalah air yang memenuhi standar kualitas air bersih berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI yang dibatasi dari segi kualitas fisik air (bau, rasa dan suhu air) dan dari kandungan bahankimia/bakteriologi. Air  bersih yang juga  digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengaturan air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air.

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan memerlukan air untuk hidup. Tenaga air mempunyai arti ekonomi yang besar. Air tidak hanya menyediakan media yang menjadi tempat dimungkinkannya reaksi yang menyokong kehidupan, tapi air sendiri sering menjadi produk atau reaktan yang penting dari reaksi-reaksi itu.
2.2           KARAKTERISTIK AIR
Karakteristik fisik Air :
2.2.1        Kekeruhan
 Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.

2.2.2        Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.

2.2.3        Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta  tumbuh-tumbuhan.
2.2.4        Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.
2.2.5        Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
Karakteristik kimia air :
2.2.6        pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2.2.7        DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
2.2.8        BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self purification badan air penerima.
2.2.9        COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi  bahan-bahan organik secara kimia.Reaksi:  + 95%terurai  Zat Organik + O2 → CO2 + H2O
2.2.10    Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.


2.2.11    Senyawa-senyawa kimia yang beracun
 Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.

2.3              KARAKTERISTIK AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

2.3.1        Ciri-ciri Air Bersih
v  Jernih, tidak berbau, tidak berasa &tidak berwarna.
v  Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas.
v  Bebas unsur-unsurkimia yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn), raksa (Hg) dan mangan (Mn).
v  Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti coli tinja dan total coliforms.

2.3.2.      Karakteristik Air Kotor
v Berwarna kotor.
v Suhunya panas.
v Mengandung unsur-unsur Fe, Zn, Hg dan Mn.
v Biasanya air ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya.
v Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni:
Ø  gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea, protein, amine dan asam amino.
Ø  gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun dan karbohidrat, termasuk selulosa.

2.4               PENGOLAHAN AIR KOTOR MENJADI AIR BERSIH
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi. Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan barangkali juga zat-zat warna, zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah tawas (alumunium sulfat), pasir, klorin atau kaporit, kapur tohor, dan karbon aktif. Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur koloidal sehingga mudah disaring. Tawas juga membentuk koloidal AL(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar seperti detergen dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi maka digunakan karbon aktif di samping tawas. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan kapur tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu untuk menetralkan keasaman ynang terjadi karena penggunaan tawas.
2.4.1        Industri Pengolahan Air Bersih (Perusahaan Air Minum)
Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada prinsipnya sama dengan pengolahan air sederhana. Mula-mula air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Di sini lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur dibuang dengan pompa, sedangkan air selanjutnya dialirkan ke dalam bak ventury. Pada tahap ini dicampurkan tawas dan gas klorin (preklorinasi). Poada air baku yang kekeruhan dan pencemarannya tinggi, perlu dibubuhkan karbon aktif yang berguna untuk menghilangkan bau, warna, rasa, dan zat organik yang terkandung dalam air baku. Dari bak ventury, air baku yang telah dicampur dengan bahan-bahan kimia dialirkan ke dalam accelator. Di dalam bak accelator ini terjadi proses koagulasi, lumpur dan kotoran lain menggumpal membentuk flok-flok yang akan mengalami sedimentasi secara gravitasi. Selanjutnya, air sudah setengah bersih dialirkan ke dalam bak saringan pasir. Pada saringan ini, sisa-sisa flok akan tertahan.Dari bak pasir diperoleh air yang sudah hampir bersih. Air yang sudah cukup bersih ini ditampung dalam bak lain yang disebut siphon, dimana ditambahkan kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi) untuk mematikan hama. Dari bak siphon, air yang sudah memenuhi standar air bersih selanjutnya dialirkan ke dalam reservoar, kemudian ke konsumen.

2.4.2        Water Treatment Plant
Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
2.4.2.1           Intake
Bangunan penangkap air atau tempat air masuk dari sungai, danau atau sumber air permukaan lainnya ke instalasi pengolahan.

2.4.2.2           Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik. Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar

2.4.2.3           Flokulasi

Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixin)

2.4.2.4           Sedimentasi

Bangunan tempat terjadinya proses pengendapan, dimana akibat gaya gravitasi, partikel yang mempunyai berat jenis lebih besar dari berat jenis air akan mengendap ke bawah dan yang lebih kecil berat jenisnya akan mengapung. Kecepatan pengendapan partikel akan bertambah sesuai dengan pertambahan ukuran partikel dan berat jenisnya. Prinsip yang digunakan adalah menyaring flok-flok yang telah mengendap. Jenis pengendapan ada 2 yaitu :
a)      Pengendapan partikel discrete : pengendapan yang terjadi akibat gaya gravitasi dan mempunyai kecepatan pengendapan yang relatif konstan tanpa dipengaruhi oleh adanya perubahan ukuran partikel dan berat jenis.
b)      Pengendapan partikel flocculants : pengendapan yang terjadi akibat gaya gravitasi dan mempunyai percepatan pengendapan persatuan waktu sesuai dengan pertambahan ukuran partikel flocculant.

Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.
Proses Sedimentasi Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator

2.4.2.5           Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi. Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.


2.4.2.6           Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.
            Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.

2.4.3        PENGOLAHAN AIR KOTOR (LIMBAH INDUSTRI)
Kadang-kadang aliran limbah perlu diolah sendiri-sendiri untuk mengurangi konsentrasi beberapa zat pencemar dalam limbah cair. Aliran yang mengandung sulfida dapat dioksidasi untuk mengurangi kadar sulfida. Krom hampir selalu trivalent karena tidak perlu dilakukan reduksi bentuk heksavalennya. Aliran mengandung krom dapat diendapkan dengan menggunakan tawas, garam besi atau polimer pada pH tinggi.
Krom mungkin dapat diperoleh kembali dengan menyaring endapan, melarutkannya kembali dalam asam dan menggunakannya untuk penyamakan. Proses pengolahan primer lain mliputi penyaringan, ekualisi dan pengendapan untuk mengurangi BOD dan memperoreh padatan kembali. Pengolahan secara kimia dengan menggunakan tawas, kapur tohor, fero-chlorida atu polielektrolit lebih lanjut dapat mengurangi PTT dan BOD. Sistem pengolahan secara biologi bekerja efektif.
Keragaman laju alir dan kadar limbah mungkin besar. Karena itu, harus digunakan sistem penyamakan atau sistem laju alir tinggi. Sistem anaerob efektif, tetapi akan mengeluarkan bau tajam dang mengganggu daerah pemukiman. Sistem-sistem parit oksidasi, kolam aerob, sringan tetes dan Lumpur teraktifkan sudah banyak digunakan. Danau (anaerob dan aerob) meruopakan sistem yang murah dan efektif, apabila dirancang dan dioperasikan secara baik dan apabila tanah tersedia. Apabila diperlukan, dapat digunakan suatu sistem untuk menghilangkan tingkat nitrogen yang tinggi.
Dalam operasi baru telah digunakan adsorbsi (penyerapan) karbon dan pengayakan mikro untuk mengurangi zat pencemar sampai tingkat rendah.

2.5                   PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH

Sistem Pendistribusian Air Sistem  distribusi  adalah  bagian  penting dalam  sistem,  walaupun  komponen lainnya  juga  penting.  Dilihat  dari  intervensi,  kira-kira  60-70%  dari  biaya pembangunan adalah untuk sistem distribusi. Selain dari pada itu, baik atau tidaknya sistem penyediaan air minum, biasanya dinilai dari pelayanan oleh sistem distribusi. Untuk mengatasi fluktuasi pemakaian maka sistem distribusi perlu dilengkapi dengan reservoir yang mempunyai volume yang cukup. Daya tampung yang memadai lebih kurang 25-30 % dari kebutuhan sehari, sangat berarti oleh karena prinsipnya adalah dengan suplai dengan kapasitas tetap dari sumber, pada waktu pemakaian lebih besar dari input, volume yang tersimpan dikeluarkan dari reservoir.Sebaliknya  pada  waktu  pemakaian  kecil,  kelebihan  pasokan  dari  sistem produksi,  disimpan  untuk  sementara dalam  reservoir.  Demikianlah  berlangsung setiap waktu. Karena itu dalam 24 jam akan terlihat selalu turun naiknya muka air dalam reservoir. Fungsi yang lain dari reservoir adalah untuk keseimbangan tekanan dan  sebagai  distributor.  Untuk  itulah  dalam  perencanaanya  reservoir  selalu diusahakan  letaknya  di  tengah-tengah  daerah  distribusi.  Dengan  demikian  dapat dimengerti bahwa keberadaan reservoir mutlak perlu. Tidak ada satu sistempun tanpa reservoir  distribusi  dapat  memberikan  pelayanan  untuk  mengatasi  fluktuasi pemakaian,  karena  sistem  produksi  hanya  menyediakan  pasokan  dengan flow konstan.Aliran  yang  sewaktu-waktu  atau  pada  jam  puncak  sangat  besar  dari  reservoir, maka sistem perpipaannya juga harus mampu menampung pengaliran seperti itu dan dalam  waktu  yang singkat  ke  lokasi  atau  titik  dalam  daerah  distribusi  yang mengalami peningkatan atau puncak. Untuk itu perpipaan distribusi juga dirancang dengan  kapasitas,  dimanapun  dalam  jaringan  distribusi  harus  dapat  menampung pengaliran  pada  jam  puncak,  kapanpun  terjadi  jam  puncak  itu. Pembagian air dilakukan melalui pipa-pipa disribusi, seperti :
a)             Pipa primer, tidak diperkenankan untuk dilakukan tapping
b)             Pipa sekunder, diperkenankan tapping untuk keperluan tertentu, seperti: fire hidran, bandara, pelabuhan dan lain-lain.
c)             Pipa tersier,diperkenankan tapping untuk kepentingan pendistribusian air ke masyarakat melalui pipa sekunder.
Jaringan pipa induk, main atau feeder system, yang berfungsi mengantarkan dengan cepat air dalam  jumlah besar ke sektor  yang membutuhkan. Karena itu sistem ini tidak boleh langsung disambungkan ke pipa pelayanan apalagi sambungan  rumah,  kecuali  pada  titik-titik  yang  sudah  diperhitungkan (junction/drawpoint).  Bila  hal  itu  terjadi  maka  tekanan  dalam  pipa  dapat turun (drop) sangat cepat. Untuk  melayani  rumah  atau  sambungan  pelanggan,  dilakukan  melalui jaringan  pipa  pelayanan  (small  distribution  main),  dimulai dari  titik sambungan  pipa  pelayanan,  jaringan  pipa  pelayanan,  kemudian  berakhir dengan pipa sambungan rumah (house connection) sampai meter pelanggan, seterusnya ke instalasi pipa air minum dalam rumah (water supply plumbing system). Jaringan  distribusi  adalah  rangkaian  pipa  yang  berhubungan  dan  digunakan untuk  mengalirkan  air  ke  konsumen.  Tata  letak  distribusi  ditentukan  oleh  kondisi topografi  daerah  layanan  dan  lokasi  instalasi  pengolahan  biasanya  diklasifikasikan sebagai :

2.5.1.1                Sistem cabang Bentuk cabang dengan jalur buntu (dead-end) menyerupai cabang sebuah pohon.  Pada  pipa  induk  utama  (primary  feeders),  tersambung  pipa  induk sekunder (secondary feeders), dan pada pipa induk sekunder tersambung pipa pelayanan  utama  (small  distribution  mains)  yang  terhubung  dengan penyediaan  air  minum  dalam  gedung. Dalam  pipa  dengan  jalur  buntu,  arah aliran  air  selalu  sama  dan  suatu  areal  mendapat  suplai air  dari  satu  pipa tunggal.
2.5.1.2                Sistem grid iron Pipa induk utama dan pipa induk sekunder terletak dalam kotak, dengan pipa  induk  utama,  pipa  induk  sekunder,  serta  pipa  pelayanan  utama  saling terhubung. Sistem ini yang paling banyak digunakan.
2.5.1.3                Sistem melingkar (loop) Pipa  induk  utama  terletak  mengelilingi  daerah  layanan.  Pengambilan dibagi  menjadi  dua  dan  masing-masing  mengelilingi  batas  daerah  layanan, dan  keduanya  bertemu  kembali  di  ujung.  Pipa  perlintasan  (cross) menghubungkan  kedua  pipa  induk  utama.  Di  dalam  daerah  layanan,  pipa pelayanan utama terhubung dengan pipa induk utama. Sistem ini paling ideal.


Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh  daerah  pelayanan. Sistem  ini  meliputi  unsur sistem  perpipaan  dan perlengkapannya,  hidran  kebakaran,  tekanan  tersedia,  sistem  pemompaan  (bila diperlukan), dan reservoir distribusi. Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa yang membawa  air  yang  telah  diolah  dari  instalasi  pengolahan  menuju  pemukiman, perkantoran  dan  industri  yang  mengkonsumsi  air.  Juga  termasuk  dalam  sistem  ini adalah  fasilitas  penampung  air  yang  telah  diolah  (reservoir  distribusi),  yang digunakan  saat kebutuhan  air  lebih  besar  dari  suplai  instalasi,  meter  air  untuk menentukan banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran.Dua  hal  penting  yang  harus  diperhatikan  pada  sistem  distribusi  adalah tersediannya  jumlah  air  yang  cukup  dan  tekanan  yang  memenuhi  (kontinuitas    pelayanan),  serta  menjaga  keamanan  kualitas  air  yang  berasal  dari  instalasi pengolahan.Sistem  pendistribusian  air  ke  masyarakat,  dapat  dilakukan  secara  langsung dengan  gravitasi  maupun  dengan  sistem  pompa. Pembagian  air  dilakukan  melalui pipa-pipa distribusi, seperti : a. Pipa primer, tidak diperkenankan untuk dilakukan tapping; b. Pipa sekunder, diperkenankan tapping untuk keperluaan tertentu, seperti: fire hydran, bandara, pelabuhan dan lain-lain; c. Pipa tersier, diperkenankan tapping untuk kepentingan pendistribusian air ke masyarakat ke pipa kuarter.Distribusi air minum dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung kondisi topografi  yang  menghubungkan  sumber  air  dengan  konsumen.  Distribusi  secara gravitasi, pemompaan maupun kombinasi pemompaan dan gravitasi dapat digunakan untuk  menyuplai  air  ke  konsumen  dengan  tekanan  yang  mencukupi.  Berikut penjelasan dari masing-masing sistem pengaliran distribusi air bersih :

a.       Cara gravitasi Cara  gravitasi  dapat  digunakan  apabila  elevasi  sumber  air  mempunyai perbedaan  cukup  besar  dengan  elevasi  daerah  pelayanan,  sehingga  tekanan yang  diperlukan  dapat  dipertahankan. Cara  ini  dianggap  cukup  ekonomis, karena hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi (Lelly, 2008).
b.      Cara pemompaan Pada  cara  ini  pompa  digunakan  untuk  meningkatkan  tekanan  yang diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen.Cara ini digunakan jika daerah pelayanan merupakan daerah yang datar, dan tidak ada daerah yang berbukit (Lelly, 2008).
c.       Cara gabungan Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya  saat  terjadi  kebakaran,  atau  tidak  adanya  energi.  Selama  periode pemakaian  rendah,  sisa air  dipompakan  dan  disimpan  dalam  reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode  pemakaian  tinggi  atau  pemakaian  puncak,  maka  pompa  dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata (Lelly, 2008).kuantitas harus mencukupi juga dari segi kualitas akan berpengaruh terhadap proses pengolahan.  Disamping  itu  letak  sumber  air  dapat  mempengaruhi  bentuk  jaringan transmisi, distribusi dan sebagainya. Secara umum sumber air baku dapat dikategorikan sebagai berikut :
a.       Air hujan,
b.      Air permukaan,
c.       Air tanah.
d.      Dalam  menentukan  sumber  air  baku  untuk  suatu  sistem  penyediaan  air  bersih diperlukan suatu pertimbangan tertentu, agar air baku yang dipilih selain memenuhi persyaratan kuantitas dan kualitas juga lebih mudah diperoleh, baik dari segi teknis dan ekonomis.

Penggunaan (Fluktuasi) dan Jumlah Air Pemakaian air konsumen atau pelanggan tidak sama dari waktu ke waktu, yang menyebabkan  pula  pasokan  air  dari  sistem  tidak  selalu  sama  sepanjang  waktu.Pemakaian air itu berbeda setiap jamnya setiap 24 jam, begitu pula dari satu hari ke hari  lainnya  dalam  satu  bulan  dan  antara  bulan   yang  satu  dengan  bulan  yang  lain dalam satu tahun. Perbedaan pemakaian itu terjadi karena kegiatan masyarakat yang mempergunakan  air  yang tidak sama, dipengaruhi oleh kebiasaan, macam kegiatan dan  begitu  juga  iklim.  Fluktuasi  dalam  24  jam  terutama  disebabkan  kegiatan masyarakat,  demikian  juga  pada  umumnya  fluktuasi harian.  Perbedaan  pemakaian bulanan lebih dipengaruhi oleh faktor iklim. Yang  penting  diperhatikan  besarnya  fluktuasi  maksimum,  baik  maksimum perjam (fp) dan maksimum perhari (fm), yaitu pemakaian yang terbesar dalam satu hari  selama  satu  tahun.  Faktor  tersebut  berpengaruh  dalam  perencanaan  dan operasional dan sistem. Angka-angka dari pengalaman menunjukkan bahwa fluktuasi maksimum  perhari,  atau  faktor  maksimum  perhari  (fn  =  1,1-1,7)  dan  faktor maksimum perjam, lebih dikenal dengan faktor peak (fp = 1,5-3,5). Untuk negaranegara  di  daerah  tropis, fm  cenderung  lebih  kecil  dari  negara-negara  di  kawasan empat musim. Sedangkan fp terjadi sebaliknya. Besar kecilnya angka tersebut juga dipengaruhi oleh komposisi pelanggan. Apabila kegiatan komersial dan indutri lebih dominan biasanya fluktuasi maksimum dalam 24 jam cenderung lebih rendah, atau fluktuasinya lebih merata. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi air antara lain:
a)      Iklim;
b)      Ciri-ciri Penduduk;
c)      Masalah Lingkungan Hidup; 
d)      Industri dan perdagangan;
e)      Iuran air dan meteran;
f)       Ukuran kota;
g)      Kebutuhan konservasi air.

Hidraulika Aliran Dalam Perpipaan  Pipa Bertekanan Suatu pipa bertekanan adalah pipa yang dialiri dalam keadaan penuh. Pipa semacam ini seringkali lebih murah daripada saluran terbuka atau talang air, karena pada umumny a mengambil lintasan yang lebih pendek. Bila air langka didapat, pipa bertekanan dapat digunakan untuk menghindari kehilangan air akan rembesan y ang  terjad pada saluran terbuka. Pipa bertekanan lebih disukai untuk pela yanan penyediaan air minum, karena kemungkinan tercemarnya lebih sedikit. Karena  insinyur pengairan hampir secara eksklusif menangani masalah aliran turbulen di dalam pipa.

2.6                       KUALITAS PELAYANAN

Sebagai sebuah organisasi publik yang terkait dengan pelaksanaan fungsi dan kualitas pelayanan, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai salah satu lembaga publik dalam pelayaan penyediaan air bersih (minum) dituntut tingkat kualitas pelayanannya melalui peningkatan kinerja operasional para pegawai. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Wampu, Kabupaten Langkat saat ini beroperasi dalam kondisi yang kurang sehat, baik dalam aspek teknis maunpun non-teknis.Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan publiknya, sebagai gambaran atau operasional pelayanan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Langkat, terindikasi masih rendahnya kualitas pelayanan perusahaan ini, yakni dalam kemampuan perusahaan menyalurkan air bersih (minum) atas kebutuhan pelanggan (masyarakat) yang semakin meningkat. Penyaluran air yang terkadang jorok atau keruh, serta seringnya air tidak keluar di daerah tertentu. Menyebabkan pelayanan yang diberikan belum sepenuhnya maksimal memuaskan masyarakat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kualitas Pelayanan Publik Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Wampu Unit Pangkalan Brandan Kabupaten Langkat – Sumatera Utara, yang dilihat dari dimensi Tangible(Bukti fisik),  Reliability (kehandalan),  Responsive( daya tanggap), Assurance(jaminan), Emphaty(kemampuan dalam memahami). Adapun penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara dan observasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci dan informan biasa, dimana informan kunci terdiri dari kepala unit PDAM Tirta Wampu  dan informan biasa terdiri dari pelanggan/masyarakat pengguna jasa PDAM Tirta Wampu. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa Kualitas Pelayanan Publik Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Wampu Kabupaten Langkat – Sumatera Utara yang dilihat dari dimensi Tangible(Bukti fisik),  Reliability (kehandalan),  Responsive( daya tanggap), Assurance(jaminan), Emphaty(kemampuan dalam memahami), belum dapat dicapai oleh PDAM Tirta Wampu. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa, fokus pelayanan PDAM Tirta Wampu masih berfokus pada kuantitas, belum berorientasi pada kualitas. Terutama pada indikator tangible,PDAM harus berupaya lagi dalam meningkatkan mutu air dan fasilitas-fasilitas lainnya terkait penyelenggaraan pelayanan public.




BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Begitu pentingnya kesehatan, salah satu faktor kesehatan adalah air sebagai salah satu sumber kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi air sebagai sumber kehidupan di bumi ini sudah banyak tercemar karena ulah manusia. Terjadinya berbagai penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran air menyebabkan dicarinya solusi untuk mendaur ulang air yang sudah kotor menjadi air yang layak pakai lg dengan tradisional ataupun dengan alat yang canggih. Pada  dasarnya  penyediaan  air  minum  kepada  masyarakat  adalah  untuk memenuhi  kebutuhan  air  untuk  kebutuhan  hidup  dan  kebutuhan  dalam  berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Namun yang lebih penting lagi adalah penyediaan air tersebut  dimaksud  adalah agar  masyarakat  dapat  hidup  secara  sehat  dan  higienis. Dengan demikian tujuan utama penyediaan air minum itu adalah sebagai salah satu upaya untuk membangun manusia dan masyarakat yang sehat. Manusia yang sehat adalah  masyarakat  yang  produktif  yang  dapat  mendukung  produktifitas  dan perkembangan ekonomi. Demikian pula dalam Sistem Penyediaan Air Bersih dan Air Minum Suatu  sistem  penyediaan  air  minum,  terdiri  dari  tiga  komponen  pokok  yaitu sumber, transmisi dan distribusi, yang secara
bersama-sama merupakan satu kesatuan sistem,  satu  terkait  pada  lainnya.  Masing-masing  komponen  juga  merupakan  suatu sistem, seakan-akan berdiri sendiri, terdiri dari satu atau lebih satuan atau unit sistem dan mempunyai fungsi dan peran tertentu dalam suatu sistem penyediaan air minum.
3.2   Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis. Aamiin