BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH
Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM)
Tirta Wampu Kabupaten Langkat adalah
sebuah perusahaan yang mengelola
dan mensupplay kebutuhan air bersih
untuk wilayah Kabupaten Langkat. Dalam
rangka memenuhi kebutuhan
air bersih tersebut,
PDAM Tirta Wampu Kabupaten Langkat terus melakukan perbaikan pelayanan
dengan meningkatkan kualitas air yang dikirim, menambah jumlah kapasitas
produksi dengan membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA), juga melalui perbaikan - perbaikan sistem
jaringan distribusi yang lebih penting
lagi adalah menjaga kualitas dan kuantitas air yang didisrtribusikan. Air yang didistribusikan PDAM Tirta Wampu Kabupaten Langkat berasal
dari beberapa sumber mata air, instalasi pengolahan air (IPA) dan sejumlah
sumur dalam yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Langkat. Dengan Pengolahan
air bersih melalui sumber-sumber tersebut
PDAM Tirta Wampu Kabupaten Langkat berharap dapat mendistribisikan air bersih
secara merata dan seimbang diseluruh lokasi
jaringan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Air bersih dari sumber-sumber tersebut ada yang langsung didistribusikan kepada
pelanggan dan ada pula
yang ditampung kedalam
reservoir-reservoir sebagai pusat
penampungan air sementara untuk menjaga
air yang didistribusikan agar
tetap berada pada tekanan
tertentu.dan normal.
PDAM Tirta Wampu Kabupaten Langkat memiliki
Kapasitas produksi yang dimiliki PDAM Tirta
Wampu, Kabupaten Langkat adalah sekitar 208,5 liter per detik yang tersebar di
13 daerah pelayanan Kabupaten Langkat, PDAM Tirta
Wampu Kabupaten Langkat belum mampu melayani
kebutuhan air masyarakat
Kabupaten Langkat dan hanya
baru 15.310 sambungan
rumah penduduk seluruh Kabupaten Langkat. Cakupan pelayanan yang rendah tersebut
akan semakin menurun lagi bila PDAM Tirta Wampu tidak melakukan penambahan
kapasitas produksi atau melakukan optimalisasi
jaringan distribusi
yang sudah ada,
karena disatu sisi kebutuhan air bersih untuk masyarakat Kabupaten
Langkat terus mengalami
peningkatan sesuai dengan kemajuan dan perkembangan pembangunan di
Kabupaten Langkat.
Maka dari itu,
dalam rangka pengembangan ke depan,
PDAM Tirta Wampu akan berupaya
meningkatkan cakupan pelayanannya baik melalui
program mendesak, program
jangka menengah maupun
program jangka panjang. Selain
kondisi cakupan pelayanan
yang masih rendah, ditemukan juga
permasalahan-permasalahan lain seperti
besarnya tingkat kebocoran
dan pendistribusian air yang tidak merata. Dengan adanya distribusi air
yang tidak merata ini
maka sering terjadi kawasan-kawasan tertentu yang
mengalami kekurangan air. Terutama
dalam hal optimalisasi jaringan distribusi yang telah
ada, terlebih dahulu harus diketahui kondisi sistem distribusiyang ada saat ini,baik itu berupa
besarnya aliran pada masing-masing pipa,
head (energi persatuan berat
air) pada setiap
titik, headloss (kehilangan energi)
air selama melewati
pipa, dan juga besarnya
tekanan air pada tiap
titik pada pipa. Dengan
diketahuinya nilai-nilai parameter jaringan distribusi tersebut maka diharapkan
kegiatan optimasi jaringan
distribusi akan lebih
efektif karena bisa menyesuaikan
nilai-nilai parameter tersebut pada suatu lokasi dengan standar yang
dibutuhkan. Dengan adanya perencanaan
optimasi jaringan distribusi yang tepat diharapkan akan
dapat meningkatkan pelayanan
PDAM Tirta Wampu. Dengan perencanaan ini
diharapkan terjadi keseimbangan
antara kemampuan supply dengan
demand yang tersebar di seluruh jaringan.
Perancangan
sistem informasi merupakan bagian yang penting pada pengelolaan air di perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta
Wampu terutama dalam bidang pencatatan meter. Hal ini
dikarenakan agar pengelolaan
biaya pemakaian air
oleh pelanggan sesuai dengan beban banyaknya air yang
dipakai oleh pelanggan tersebut.Pada PDAM Tirta Wampu dalam proses pencatatan
meter, perusahaan masih mempunyai
beberapa kendala. Proses pencataan meter yang dilakukan oleh petugas PDAM
masih manual yaitu
menggunakan buku besar,
sehingga mengakibatkan proses
pencatatan meter membutuhkan waktu yang lama. Dalam Kenyataan seperti diatas
maka dibutuhkan kerjasama antara petugas dengan pelanggan untuk
dapat menyajikan informasi
yang cepat dan
akurat. Salah satu
bentuk kerjasamanya adalah
dengan memanfaatkan teknologi
seluler untuk membangun
sistem informasi pencatatan meter
berbasis android. Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) sebagai salah satu lembaga publik dalam pelayaan
penyediaan air bersih (minum) dituntut tingkat kualitas pelayanannya melalui
peningkatan kinerja operasional para pegawai.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Wampu,
Kabupaten Langkat saat ini beroperasi dalam kondisi yang kurang sehat, baik
dalam aspek teknis maunpun non-teknis. Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan
publiknya, sebagai gambaran atau operasional pelayanan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Langkat,
terindikasi masih rendahnya kualitas pelayanan perusahaan ini, yakni dalam
kemampuan perusahaan menyalurkan air bersih (minum) atas kebutuhan pelanggan
(masyarakat) yang semakin meningkat. Penyaluran air yang terkadang jorok atau
keruh, serta seringnya air tidak keluar di daerah tertentu. Menyebabkan
pelayanan yang diberikan belum sepenuhnya maksimal memuaskan masyarakat.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang
disebut dengan Air Bersih ?
2.
Bagaimana
karaktristik air?
3.
Bagaimana cara
mengolah air?
4.
Bagaimana cara
Pendistribusian ?
5.
Bagaimana cara Kualitas pelayanan, PDAM Tirta
Wampu ?
1.3
TUJUAN PENULISAN
Melalui makalah ini diharapkan pembaca
mengetahui tentang:
1.
Pengertian air, macam-macam air dan
karakteristik air.
2.
Membedakan antara air bersih dan air
kotor.
3.
Cara mengolah air kotor menjadi air
bersih.
4.
Cara mengolah air bersih menjadi air
minum.
5. Bagaimana cara Pendistribusian ?
6. Bagaimana cara Kualitas pelayanan, PDAM Tirta Wampu ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN AIR BERSIH
Air Bersih adalah air yang memenuhi standar kualitas air
bersih berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI yang dibatasi dari segi
kualitas fisik air (bau, rasa dan suhu air) dan dari kandungan
bahankimia/bakteriologi. Air bersih yang
juga digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak.
Air adalah zat
kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini
di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi.
Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air
sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di
kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan,
hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam
obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui
penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata
air, sungai, muara) menuju laut.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di
dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air
juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars. Air dapat
berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan
satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut. Pengaturan air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0
°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula,
asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan
banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan
padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat
dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan)
dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan
memerlukan air untuk hidup. Tenaga air mempunyai arti ekonomi yang besar. Air
tidak hanya menyediakan media yang menjadi tempat dimungkinkannya reaksi yang
menyokong kehidupan, tapi air sendiri sering menjadi produk atau reaktan yang
penting dari reaksi-reaksi itu.
2.2
KARAKTERISTIK AIR
Karakteristik
fisik Air :
2.2.1
Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya
bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan
bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.
2.2.2
Temperatur
Kenaikan
temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen
terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat
degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
2.2.3
Warna
Warna air dapat
ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan
oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta
tumbuh-tumbuhan.
2.2.4
Solid (Zat
padat)
Kandungan zat
padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen
terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.
2.2.5
Bau dan rasa
Bau dan rasa
dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya
gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya
senyawa-senyawa organik tertentu.
Karakteristik kimia air :
2.2.6
pH
Pembatasan pH
dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi
klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler,
dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2.2.7
DO (dissolved
oxygent)
DO adalah
jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi
atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan
DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
2.2.8
BOD (biological
oxygent demand)
BOD adalah
banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan
bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara
biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self purification
badan air penerima.
2.2.9
COD (chemical
oxygent demand)
COD adalah
banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.Reaksi: + 95%terurai
Zat Organik + O2 → CO2 + H2O
2.2.10
Kesadahan
Kesadahan air
yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun sebaliknya
dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel,
air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki.
Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang
tinggi dalam air.
2.2.11
Senyawa-senyawa
kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang
rendah sudah merupakan racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang
agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan
timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat
oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.
2.3
KARAKTERISTIK AIR BERSIH DAN AIR KOTOR
2.3.1
Ciri-ciri Air
Bersih
v Jernih, tidak berbau, tidak berasa &tidak berwarna.
v Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas.
v Bebas unsur-unsurkimia yang berbahaya seperti besi (Fe),
seng (Zn), raksa (Hg) dan mangan (Mn).
v Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti coli
tinja dan total coliforms.
2.3.2.
Karakteristik
Air Kotor
v Berwarna kotor.
v Suhunya panas.
v Mengandung unsur-unsur Fe, Zn, Hg dan Mn.
v Biasanya air ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang
berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari
penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya.
v Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni:
Ø gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea, protein, amine
dan asam amino.
Ø gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun dan
karbohidrat, termasuk selulosa.
2.4
PENGOLAHAN AIR KOTOR MENJADI AIR
BERSIH
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu
koagulasi dan adsorpsi. Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur
koloidal dan barangkali juga zat-zat warna, zat pencemar seperti limbah
detergen dan pestisida. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah
tawas (alumunium sulfat), pasir, klorin atau kaporit, kapur tohor, dan karbon
aktif. Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur koloidal sehingga mudah
disaring. Tawas juga membentuk koloidal AL(OH)3 yang dapat
mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar seperti detergen dan
pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi maka
digunakan karbon aktif di samping tawas. Pasir berfungsi sebagai penyaring.
Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan
kapur tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu untuk menetralkan keasaman ynang
terjadi karena penggunaan tawas.
2.4.1
Industri Pengolahan Air Bersih (Perusahaan Air Minum)
Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada prinsipnya sama
dengan pengolahan air sederhana. Mula-mula air sungai dipompakan ke dalam bak
prasedimentasi. Di sini lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi.
Lumpur dibuang dengan pompa, sedangkan air selanjutnya dialirkan ke dalam bak ventury.
Pada tahap ini dicampurkan tawas dan gas klorin (preklorinasi). Poada air baku
yang kekeruhan dan pencemarannya tinggi, perlu dibubuhkan karbon aktif yang
berguna untuk menghilangkan bau, warna, rasa, dan zat organik yang terkandung
dalam air baku. Dari bak ventury, air baku yang telah dicampur dengan
bahan-bahan kimia dialirkan ke dalam accelator. Di dalam bak accelator
ini terjadi proses koagulasi, lumpur dan kotoran lain menggumpal membentuk flok-flok
yang akan mengalami sedimentasi secara gravitasi. Selanjutnya, air sudah
setengah bersih dialirkan ke dalam bak saringan pasir. Pada saringan ini,
sisa-sisa flok akan tertahan.Dari bak pasir diperoleh air yang sudah hampir
bersih. Air yang sudah cukup bersih ini ditampung dalam bak lain yang disebut siphon,
dimana ditambahkan kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi)
untuk mematikan hama. Dari bak siphon, air yang sudah memenuhi standar
air bersih selanjutnya dialirkan ke dalam reservoar, kemudian ke konsumen.
2.4.2
Water Treatment Plant
Water Treatment Plant atau lebih
populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama pengolahan air bersih.
Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak
flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
2.4.2.1
Intake
Bangunan penangkap air atau tempat air masuk dari
sungai, danau atau sumber air permukaan lainnya ke instalasi pengolahan.
2.4.2.2
Koagulasi
Dari bangunan intake,
air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada proses koagulasi ini dilakukan
proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau
air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang
terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan
penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid
mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic
jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk).
Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic
jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik. Proses Koagulasi Secara
Mekanis dengan mesin pemutar
2.4.2.3
Flokulasi
Setelah dari
unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini
ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan
dilakukan pengadukan lambat (slow mixin)
2.4.2.4
Sedimentasi
Bangunan
tempat terjadinya proses pengendapan, dimana akibat gaya gravitasi, partikel
yang mempunyai berat jenis lebih besar dari berat jenis air akan mengendap ke
bawah dan yang lebih kecil berat jenisnya akan mengapung. Kecepatan pengendapan
partikel akan bertambah sesuai dengan pertambahan ukuran partikel dan berat
jenisnya. Prinsip yang digunakan adalah menyaring flok-flok yang telah
mengendap. Jenis pengendapan ada 2 yaitu :
a)
Pengendapan
partikel discrete : pengendapan yang terjadi akibat gaya gravitasi dan
mempunyai kecepatan pengendapan yang relatif konstan tanpa dipengaruhi oleh
adanya perubahan ukuran partikel dan berat jenis.
b)
Pengendapan
partikel flocculants : pengendapan yang terjadi akibat gaya gravitasi dan
mempunyai percepatan pengendapan persatuan waktu sesuai dengan pertambahan
ukuran partikel flocculant.
Setelah melewati proses
destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit flokulasi,
selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini
berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah
didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis.
Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada
berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.
Proses
Sedimentasi Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit
aselator
2.4.2.5
Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi.
Unit filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media
berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan
kerikil silica denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi. Selesailah
sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan
disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain
sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.
2.4.2.6
Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum
didistribusikan, air masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai
tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui
pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan
grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi
lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya
terletak diatas bukit, atau gunung.
Gabungan dari
unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air. Untuk
menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam
satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan
pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air
dari WTP ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap
untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah
distribusi.
2.4.3
PENGOLAHAN
AIR KOTOR (LIMBAH INDUSTRI)
Kadang-kadang aliran limbah perlu diolah
sendiri-sendiri untuk mengurangi konsentrasi beberapa zat pencemar dalam limbah
cair. Aliran yang mengandung sulfida dapat dioksidasi untuk mengurangi kadar
sulfida. Krom hampir selalu trivalent karena tidak perlu dilakukan reduksi
bentuk heksavalennya. Aliran mengandung krom dapat diendapkan dengan
menggunakan tawas, garam besi atau polimer pada pH tinggi.
Krom mungkin dapat diperoleh kembali dengan menyaring
endapan, melarutkannya kembali dalam asam dan menggunakannya untuk penyamakan.
Proses pengolahan primer lain mliputi penyaringan, ekualisi dan pengendapan
untuk mengurangi BOD dan memperoreh padatan kembali. Pengolahan secara kimia
dengan menggunakan tawas, kapur tohor, fero-chlorida atu polielektrolit lebih
lanjut dapat mengurangi PTT dan BOD. Sistem pengolahan secara biologi bekerja
efektif.
Keragaman laju alir dan kadar limbah mungkin besar.
Karena itu, harus digunakan sistem penyamakan atau sistem laju alir tinggi.
Sistem anaerob efektif, tetapi akan mengeluarkan bau tajam dang mengganggu
daerah pemukiman. Sistem-sistem parit oksidasi, kolam aerob, sringan tetes dan
Lumpur teraktifkan sudah banyak digunakan. Danau (anaerob dan aerob) meruopakan
sistem yang murah dan efektif, apabila dirancang dan dioperasikan secara baik
dan apabila tanah tersedia. Apabila diperlukan, dapat digunakan suatu sistem
untuk menghilangkan tingkat nitrogen yang tinggi.
Dalam operasi baru telah digunakan adsorbsi
(penyerapan) karbon dan pengayakan mikro untuk mengurangi zat pencemar sampai
tingkat rendah.
2.5
PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH
Sistem Pendistribusian Air
Sistem distribusi adalah
bagian penting dalam sistem,
walaupun komponen lainnya juga
penting. Dilihat dari
intervensi, kira-kira 60-70%
dari biaya pembangunan adalah
untuk sistem distribusi. Selain dari pada itu, baik atau tidaknya sistem
penyediaan air minum, biasanya dinilai dari pelayanan oleh sistem distribusi. Untuk
mengatasi fluktuasi pemakaian maka sistem distribusi perlu dilengkapi dengan
reservoir yang mempunyai volume yang cukup. Daya tampung yang memadai lebih
kurang 25-30 % dari kebutuhan sehari, sangat berarti oleh karena prinsipnya
adalah dengan suplai dengan kapasitas tetap dari sumber, pada waktu pemakaian
lebih besar dari input, volume yang tersimpan dikeluarkan dari
reservoir.Sebaliknya pada waktu
pemakaian kecil, kelebihan
pasokan dari sistem produksi, disimpan
untuk sementara dalam reservoir.
Demikianlah berlangsung setiap
waktu. Karena itu dalam 24 jam akan terlihat selalu turun naiknya muka air
dalam reservoir. Fungsi yang lain dari reservoir adalah untuk keseimbangan
tekanan dan sebagai distributor.
Untuk itulah dalam
perencanaanya reservoir selalu diusahakan letaknya
di tengah-tengah daerah
distribusi. Dengan demikian
dapat dimengerti bahwa keberadaan reservoir mutlak perlu. Tidak ada satu
sistempun tanpa reservoir
distribusi dapat memberikan
pelayanan untuk mengatasi
fluktuasi pemakaian, karena sistem
produksi hanya menyediakan
pasokan dengan flow konstan.Aliran yang
sewaktu-waktu atau pada
jam puncak sangat
besar dari reservoir, maka sistem perpipaannya juga
harus mampu menampung pengaliran seperti itu dan dalam waktu
yang singkat ke lokasi
atau titik dalam
daerah distribusi yang mengalami peningkatan atau puncak. Untuk
itu perpipaan distribusi juga dirancang dengan
kapasitas, dimanapun dalam
jaringan distribusi harus
dapat menampung pengaliran pada
jam puncak, kapanpun
terjadi jam puncak
itu. Pembagian air dilakukan melalui pipa-pipa disribusi, seperti :
a)
Pipa
primer, tidak diperkenankan untuk dilakukan tapping
b)
Pipa
sekunder, diperkenankan tapping untuk keperluan tertentu, seperti: fire hidran,
bandara, pelabuhan dan lain-lain.
c)
Pipa
tersier,diperkenankan tapping untuk kepentingan pendistribusian air ke masyarakat
melalui pipa sekunder.
Jaringan pipa induk, main atau feeder system, yang
berfungsi mengantarkan dengan cepat air dalam
jumlah besar ke sektor yang
membutuhkan. Karena itu sistem ini tidak boleh langsung disambungkan ke pipa
pelayanan apalagi sambungan rumah, kecuali
pada titik-titik yang
sudah diperhitungkan
(junction/drawpoint). Bila hal
itu terjadi maka
tekanan dalam pipa
dapat turun (drop) sangat cepat. Untuk
melayani rumah atau
sambungan pelanggan, dilakukan
melalui jaringan pipa pelayanan
(small distribution main),
dimulai dari titik sambungan pipa
pelayanan, jaringan pipa
pelayanan, kemudian berakhir dengan pipa sambungan rumah (house
connection) sampai meter pelanggan, seterusnya ke instalasi pipa air minum
dalam rumah (water supply plumbing system). Jaringan distribusi
adalah rangkaian pipa
yang berhubungan dan
digunakan untuk mengalirkan air
ke konsumen. Tata
letak distribusi ditentukan
oleh kondisi topografi daerah
layanan dan lokasi
instalasi pengolahan biasanya
diklasifikasikan sebagai :
2.5.1.1
Sistem cabang Bentuk cabang dengan jalur buntu
(dead-end) menyerupai cabang sebuah pohon.
Pada pipa induk
utama (primary feeders),
tersambung pipa induk sekunder (secondary feeders), dan pada
pipa induk sekunder tersambung pipa pelayanan
utama (small distribution
mains) yang terhubung
dengan penyediaan air minum
dalam gedung. Dalam pipa
dengan jalur buntu,
arah aliran air selalu
sama dan suatu
areal mendapat suplai air
dari satu pipa tunggal.
2.5.1.2
Sistem grid iron Pipa induk utama dan pipa induk
sekunder terletak dalam kotak, dengan pipa
induk utama, pipa
induk sekunder, serta
pipa pelayanan utama
saling terhubung. Sistem ini yang paling banyak digunakan.
2.5.1.3
Sistem melingkar (loop) Pipa induk
utama terletak mengelilingi
daerah layanan. Pengambilan dibagi menjadi
dua dan masing-masing
mengelilingi batas daerah
layanan, dan keduanya bertemu
kembali di ujung.
Pipa perlintasan (cross) menghubungkan kedua
pipa induk utama.
Di dalam daerah
layanan, pipa pelayanan utama
terhubung dengan pipa induk utama. Sistem ini paling ideal.
Sistem distribusi adalah sistem yang langsung
berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air
yang telah memenuhi syarat ke seluruh
daerah pelayanan. Sistem ini
meliputi unsur sistem perpipaan
dan perlengkapannya, hidran kebakaran,
tekanan tersedia, sistem
pemompaan (bila diperlukan), dan
reservoir distribusi. Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan,
katup-katup, dan pompa yang membawa
air yang telah
diolah dari instalasi
pengolahan menuju pemukiman, perkantoran dan
industri yang mengkonsumsi
air. Juga termasuk
dalam sistem ini adalah fasilitas
penampung air yang
telah diolah (reservoir
distribusi), yang digunakan saat kebutuhan air
lebih besar dari
suplai instalasi, meter
air untuk menentukan banyak air
yang digunakan, dan keran kebakaran.Dua
hal penting yang
harus diperhatikan pada
sistem distribusi adalah tersediannya jumlah
air yang cukup
dan tekanan yang
memenuhi (kontinuitas pelayanan),
serta menjaga keamanan
kualitas air yang
berasal dari instalasi pengolahan.Sistem pendistribusian air
ke masyarakat, dapat
dilakukan secara langsung dengan gravitasi
maupun dengan sistem
pompa. Pembagian air dilakukan
melalui pipa-pipa distribusi, seperti : a. Pipa primer, tidak
diperkenankan untuk dilakukan tapping; b. Pipa sekunder, diperkenankan tapping
untuk keperluaan tertentu, seperti: fire hydran, bandara, pelabuhan dan
lain-lain; c. Pipa tersier, diperkenankan tapping untuk kepentingan
pendistribusian air ke masyarakat ke pipa kuarter.Distribusi air minum dapat
dilakukan dengan beberapa cara, tergantung kondisi topografi yang
menghubungkan sumber air
dengan konsumen. Distribusi
secara gravitasi, pemompaan maupun kombinasi pemompaan dan gravitasi dapat
digunakan untuk menyuplai air
ke konsumen dengan
tekanan yang mencukupi.
Berikut penjelasan dari masing-masing sistem pengaliran distribusi air
bersih :
a. Cara
gravitasi Cara gravitasi dapat
digunakan apabila elevasi
sumber air mempunyai perbedaan cukup
besar dengan elevasi
daerah pelayanan, sehingga
tekanan yang diperlukan dapat
dipertahankan. Cara ini dianggap
cukup ekonomis, karena hanya
memanfaatkan beda ketinggian lokasi (Lelly, 2008).
b. Cara
pemompaan Pada cara ini
pompa digunakan untuk
meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk mendistribusikan air
dari reservoir distribusi ke konsumen.Cara ini digunakan jika daerah pelayanan
merupakan daerah yang datar, dan tidak ada daerah yang berbukit (Lelly, 2008).
c. Cara
gabungan Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan
yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat,
misalnya saat terjadi
kebakaran, atau tidak
adanya energi. Selama
periode pemakaian rendah, sisa air
dipompakan dan disimpan
dalam reservoir distribusi.
Karena reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian
tinggi atau pemakaian
puncak, maka pompa
dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata (Lelly,
2008).kuantitas harus mencukupi juga dari segi kualitas akan berpengaruh terhadap
proses pengolahan. Disamping itu
letak sumber air
dapat mempengaruhi bentuk
jaringan transmisi, distribusi dan sebagainya. Secara umum sumber air
baku dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Air hujan,
b. Air
permukaan,
c. Air tanah.
d. Dalam menentukan
sumber air baku
untuk suatu sistem
penyediaan air bersih diperlukan suatu pertimbangan
tertentu, agar air baku yang dipilih selain memenuhi persyaratan kuantitas dan
kualitas juga lebih mudah diperoleh, baik dari segi teknis dan ekonomis.
Penggunaan (Fluktuasi) dan Jumlah Air Pemakaian air
konsumen atau pelanggan tidak sama dari waktu ke waktu, yang menyebabkan pula
pasokan air dari
sistem tidak selalu
sama sepanjang waktu.Pemakaian air itu berbeda setiap jamnya
setiap 24 jam, begitu pula dari satu hari ke hari lainnya
dalam satu bulan
dan antara bulan
yang satu dengan
bulan yang lain dalam satu tahun. Perbedaan pemakaian
itu terjadi karena kegiatan masyarakat yang mempergunakan air
yang tidak sama, dipengaruhi oleh kebiasaan, macam kegiatan dan begitu
juga iklim. Fluktuasi
dalam 24 jam
terutama disebabkan kegiatan masyarakat, demikian
juga pada umumnya
fluktuasi harian. Perbedaan pemakaian bulanan lebih dipengaruhi oleh
faktor iklim. Yang penting diperhatikan
besarnya fluktuasi maksimum,
baik maksimum perjam (fp) dan
maksimum perhari (fm), yaitu pemakaian yang terbesar dalam satu hari selama
satu tahun. Faktor
tersebut berpengaruh dalam
perencanaan dan operasional dan
sistem. Angka-angka dari pengalaman menunjukkan bahwa fluktuasi maksimum perhari,
atau faktor maksimum
perhari (fn =
1,1-1,7) dan faktor maksimum perjam, lebih dikenal dengan
faktor peak (fp = 1,5-3,5). Untuk negaranegara
di daerah tropis, fm
cenderung lebih kecil
dari negara-negara di
kawasan empat musim. Sedangkan fp terjadi sebaliknya. Besar kecilnya
angka tersebut juga dipengaruhi oleh komposisi pelanggan. Apabila kegiatan
komersial dan indutri lebih dominan biasanya fluktuasi maksimum dalam 24 jam cenderung
lebih rendah, atau fluktuasinya lebih merata. Faktor-faktor yang mempengaruhi
fluktuasi air antara lain:
a) Iklim;
b) Ciri-ciri
Penduduk;
c) Masalah
Lingkungan Hidup;
d) Industri dan perdagangan;
e) Iuran air
dan meteran;
f) Ukuran kota;
g) Kebutuhan
konservasi air.
Hidraulika Aliran Dalam Perpipaan Pipa Bertekanan Suatu pipa bertekanan adalah
pipa yang dialiri dalam keadaan penuh. Pipa semacam ini seringkali lebih murah
daripada saluran terbuka atau talang air, karena pada umumny a mengambil
lintasan yang lebih pendek. Bila air langka didapat, pipa bertekanan dapat
digunakan untuk menghindari kehilangan air akan rembesan y ang terjad pada saluran terbuka. Pipa bertekanan
lebih disukai untuk pela yanan penyediaan air minum, karena kemungkinan
tercemarnya lebih sedikit. Karena insinyur
pengairan hampir secara eksklusif menangani masalah aliran turbulen di dalam
pipa.
2.6
KUALITAS
PELAYANAN
Sebagai sebuah
organisasi publik yang terkait dengan pelaksanaan fungsi dan kualitas pelayanan,
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai salah satu lembaga publik dalam
pelayaan penyediaan air bersih (minum) dituntut tingkat kualitas pelayanannya
melalui peningkatan kinerja operasional para pegawai. Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Wampu, Kabupaten Langkat saat ini beroperasi dalam kondisi
yang kurang sehat, baik dalam aspek teknis maunpun non-teknis.Dalam pelaksanaan
kegiatan pelayanan publiknya, sebagai gambaran atau operasional pelayanan pada
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Langkat, terindikasi masih rendahnya kualitas
pelayanan perusahaan ini, yakni dalam kemampuan perusahaan menyalurkan air
bersih (minum) atas kebutuhan pelanggan (masyarakat) yang semakin meningkat.
Penyaluran air yang terkadang jorok atau keruh, serta seringnya air tidak
keluar di daerah tertentu. Menyebabkan pelayanan yang diberikan belum
sepenuhnya maksimal memuaskan masyarakat. Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui Kualitas Pelayanan Publik Pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Wampu Unit Pangkalan Brandan Kabupaten Langkat – Sumatera Utara,
yang dilihat dari dimensi Tangible(Bukti fisik), Reliability (kehandalan), Responsive( daya tanggap),
Assurance(jaminan), Emphaty(kemampuan dalam memahami). Adapun penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara dan observasi.
Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci dan informan biasa,
dimana informan kunci terdiri dari kepala unit PDAM Tirta Wampu dan informan biasa terdiri dari
pelanggan/masyarakat pengguna jasa PDAM Tirta Wampu. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, bahwa Kualitas Pelayanan Publik Pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Wampu Kabupaten Langkat – Sumatera
Utara yang dilihat dari dimensi Tangible(Bukti fisik), Reliability (kehandalan), Responsive( daya tanggap),
Assurance(jaminan), Emphaty(kemampuan dalam memahami), belum dapat dicapai oleh
PDAM Tirta Wampu. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa, fokus
pelayanan PDAM Tirta Wampu masih berfokus pada kuantitas, belum berorientasi
pada kualitas. Terutama pada indikator tangible,PDAM harus berupaya lagi dalam
meningkatkan mutu air dan fasilitas-fasilitas lainnya terkait penyelenggaraan
pelayanan public.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Begitu
pentingnya kesehatan, salah satu faktor kesehatan adalah air sebagai salah satu
sumber kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi air sebagai sumber kehidupan di
bumi ini sudah banyak tercemar karena ulah manusia. Terjadinya berbagai
penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran air menyebabkan dicarinya solusi untuk
mendaur ulang air yang sudah kotor menjadi air yang layak pakai lg dengan
tradisional ataupun dengan alat yang canggih. Pada
dasarnya penyediaan air
minum kepada masyarakat
adalah untuk memenuhi kebutuhan
air untuk kebutuhan
hidup dan kebutuhan
dalam berbagai kegiatan manusia
sehari-hari. Namun yang lebih penting lagi adalah penyediaan air tersebut dimaksud
adalah agar masyarakat dapat
hidup secara sehat
dan higienis. Dengan demikian
tujuan utama penyediaan air minum itu adalah sebagai salah satu upaya untuk
membangun manusia dan masyarakat yang sehat. Manusia yang sehat adalah masyarakat
yang produktif yang
dapat mendukung produktifitas
dan perkembangan ekonomi. Demikian pula dalam Sistem Penyediaan Air
Bersih dan Air Minum Suatu sistem penyediaan
air minum, terdiri
dari tiga komponen
pokok yaitu sumber, transmisi dan
distribusi, yang secara
bersama-sama
merupakan satu kesatuan sistem,
satu terkait pada
lainnya. Masing-masing komponen
juga merupakan suatu sistem, seakan-akan berdiri sendiri,
terdiri dari satu atau lebih satuan atau unit sistem dan mempunyai fungsi dan
peran tertentu dalam suatu sistem penyediaan air minum.
3.2 SaranMenyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
hubungannya dengan makalah ini Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang
budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca
khusus pada penulis. Aamiin